Dunia Orang Mati 9 - Alam Barzakh - Sheol - Hades - 阴间也 - 陰間也
Stairway to Heaven (천국의 계단)
Akhirat
Akhirat (Bahasa Arab: الآخرة; transliterasi: Akhirah) dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian/ sesudah dunia berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara berulang-ulang pada beberapa ayat di dalam Al Qur'an sebanyak 115 kali,[1] yang mengisahkan tentang Yawm al-Qiyâmah dan akhirat juga bagian penting dari eskatologi Islam.
Akhirat dianggap sebagai salah satu dari rukun iman yaitu: Percaya Allah, percaya adanya malaikat, percaya akan kitab-kitab suci, percaya adanya nabi dan rasul dan percaya takdir dan ketetapan. Menurut kepercayaan Islam, Allah akan memainkan peranan, beratnya perbuatan masing-masing individu. Allah akan memutuskan apakah orang tersebut di akhirat akan diletakkan di Jahannam (neraka) atau Jannah (surga). Kepercayaan ini telah disebut sebelumnya sebagai Hari Penghakiman dalam ajaran Islam.
Akhirat adalah dimensi fisik dan hukum-hukum dunia nyata yang terjadi setelah dunia fana berakhir. Bagi mereka yang beragama samawi meyakini bahwa kehidupan akhirat sebagai tempat dimana segala perbuatan seseorang di dalam kehidupan dunia ini akan dibalas. Namun tidak sedikit juga orang yang meragukan akan adanya kehidupan akhirat (kehidupan setelah kematian). Mereka-mereka yang meyakini adanya kehidupan akhirat ada yang menyatakan: 'Mudahnya meyakini adanya kehidupan setelah kematian sama mudahnya dengan meyakini adanya hari esok setelah hari ini, adanya nanti setelah sekarang, adanya memetik setelah menanam'. Dengan meyakini adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan didunia ini akan menjaga seseorang dari bertindak sesuka hatinya, karena ia yakin segala hal yang ia perbuat dalam kehidupannya sekarang akan dituainya kemudian di alam setelah kematian.
Etimologi
Asal kata âkhirah (آخِرَة) adalah al-âkhir (الآخِر) yang berarti lawan dari al-awwal (الأوَّل) atau “yang terdahulu”. Kata itu juga berarti “ujung dari sesuatu”,[2] yang biasanya menunjuk pada jangka waktu[3]
Penggunaan kata âkhirah di dalam Al-Quran menunjuk pada pengertian alam yang akan terjadi setelah berakhirnya alam dunia. Dengan kata lain, kata âkhirah merupakan antonim dari kata dunia (misalnya, di dalam Al-Baqarah 2:201 dan Al ‘Imran 3:152). Sejalan dengan pengertian asli kata âkhirah, yang merupakan lawan dari yang awal, Al-Quran juga menggunakan kata al-ûla (الأُوْلَى = yang pertama) untuk menunjuk pengertian dunia.[4][5][6]
Fase Alam
Alam kubur
Sebelum terjadi hari kehancuran, bagi mereka yang telah mati akan mengalami fase kehidupan akhirat yang disebut alam barzakh
“ | Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran), Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya)." (Ar-Rum 55-56) | ” |
Barzah berarti sesuatu yang terletak di antara dua barang atau penghalang. Pada masa itu ruh manusia sudah menyadari akan kebenaran janji-janji Allah
“ | (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:" Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.(al-Mu'minun 99-100) | ” |
Menurut syariat Islam, kepada mereka yang jahat sudah diperlihatkan kehidupan mereka kelak setelah masa penghakiman selesai di neraka dan selama itu pula mereka akan mendapatkan siksa kubur, dalam beberapa hadits Muhammad menyebutkannya sebagai "azab kubur."
Penghakiman
Hari ketika mulut dikunci, dan semua anggota badan memberikan kesaksiannya kepada Allah SWT Yang Maha Adil. Hari penimbangan amal kebajikan dan kejahatan semasa hidup di dunia.
Perhentian akhirat
Hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib berkata: "Sesungguhnya pada hari kiamat ada lima puluh tempat perhentian (stasiun), dan setiap stasiun lamanya seribu tahun. Stasiun pertama adalah saat manusia keluar dari kuburnya, di sini mereka ditahan selama seribu tahun dalam keadaan hina, lapar dan haus. Barangsiapa yang keluar dari kuburnya dalam keadaan beriman kepada Tuhannya, mempercayai surga dan neraka-Nya, mempercayai hari kebangkitan, hari hisab dan hari kiamat, meyakini Allah dan membenarkan Nabi-Nya saw serta ajaran yang dibawanya dari sisi Allah azza wa jalla, ia akan selamat dari kelaparan dan kehausan."[7]
Nama lain bagi hari akhirat
Hari akhirat memiliki beberapa nama lain (julukan) yang diberikan oleh Allah sendiri melalui firman-Nya di dalam Al Qur'an, di antaranya adalah:Al-Ghâsyiyah (Arab: الغاشية) - Peristiwa Yang Dahsyat[8] Al-Qâri‘ah (Arab: القارعة) - Yang Menggemparkan[9] Ar-Râjifah (Arab: الرجفة) - Yang Menggetarkan As-Sâ'ah (Arab: السَّاعَة) - Kehancuran[10] Ash-Shakhah - Bencana yang memilukan At-Thaamah (Arab: اظمة) - Bencana Al-Wâqi‘ah (Arab: الْوَاقِعَةُ) - Peristiwa Yang Pasti Terjadi[11] Al-Zalzalah (Arab: الزلزلة) - Kegoncangan[12] Yawm ad-Dîn (Arab: يَوْمِ الدِّينِ) - Hari Penghakiman[13] Yawm al-Âkhir (Arab: يَوْمِ الآخِرُ) - Hari Akhir[14] Yawm al-Alîm Arab: يو م أليم) - Hari Yang Menyedihkan[15] Yawm al-‘Azhim (Arab: يَوْمٌ عَظِيْمٌ ) - Hari Yang Besar[16] Yawm al-Âzifah (Arab: يَوْمُ الآزِفَةِ) - Hari Yang Dekat[17] Yawm al-Ba'ats (Arab: يوم البث) - Hari Kebangkitan[18] Yawm al-Fashl (Arab: يَوْمُ الْفَصْلِ) - Hari Keputusan[19] Yawm al-Fath (Arab: يَوْمُ الْفَتْحِ) - Hari Kemenangan[20] Yawm al-Haqq (Arab: يَوْمُ الْحَقِّ) - Hari Kebenaran[21] Yawm al-Hasrah (Arab: يَوْمٌ الْحَسْرَةِ) - Hari Penyesalan[22] Yawm al-Hasyr (Arab: يوماالحشر) - Hari Perhimpunan Yawm al-Hisãb (Arab: يومالْحِسَابِ) - Hari Perhitungan[23] Yawm al-Jam‘i' (Arab: يَوْمُ الْجَمْعِ) - Hari Pengumpulan[24] Yawm al-Jaza' (Arab: يوم الجزاء) - Hari Pembalasan/ Hukuman[25] Yawm al-Khulûd (Arab: يَوْمُ الْخُلُوْدِ) - Hari Kekekalan[26] Yawm al-Khurûj (Arab: يَوْمُ الْخُرُوْجِ ) - Hari Keluar dari Kubur[27] Yawm al-Mahsyar (Arab: يومالمحشر) - Hari Berkumpul di Mahsyar[28] Yawm al-Mau‘ûd (Arab: يَوْمُ الْمَوْعُوْدُ ) - Hari Yang Dijanjikan[29] Yawm al-Mizan (Arab: يَوْمَالميزان) - Hari Penimbangan[30] Yawm al-Qiyāmah (Arab: يَوْمُ الْقِيَامَةِ) - Hari Kebangkitan[31] Yawm al-Wa’iid (Arab: يَوْمُ الْوَعِيدِ ) - Hari Ancaman[32] Yawm an-Nusyur (Arab: يوم انوسر) - Hari Kembali Yawm ‘Aqîm (Arab: يَوْمٌ عَقِيْمٌ) - Hari Siksaan[33] Yawm at-Taghâbun (Arab: يَوْمُ التَّغَابُنِ) - Hari Pengungkapan Kesalahan[34] Yawm at-Tanad (Arab: يَوْمَ التَّنَادِ) - Hari Panggil Memanggil[35] Yawm ath-Thalâq (Arab: يَوْمُ الطَّلاَقِ) - Hari Pertemuan[36] Yawm azh-Zhullah (Arab: يَوْمُ الظُّلَّةِ) - Hari Naungan[37] Yawm Kabîr' (Arab: يَوْمٌ كَبِيْرٌ) - Hari Yang Besar[38] Yawm Ma‘lûm (Arab: يَوْمٌ مَعْلُوْمٌ) - Hari Yang Dikenal[39] Yawm Muhîth (Arab: يَوْمٌ مُحِيْطٌ) - Hari Yang Membinasakan[40] |
Empat hal kebaikan dunia dan akhirat
Menurut hadits, ada 4 perkara apabila diberikan kepada seseorang sesungguhnya ia telah memperoleh kebaikan dunia dan akhirat, yaitu :
- Hati yang senantiasa bersyukur
- Lisan yang senantiasa berdzikir
- Tubuh yang senantiasa sabar dalam menanggung musibah
- Istri yang tidak pernah berkhianat baik terhadap dirinya atau terhadap harta benda suaminya.[41]
Menurut syariat Islam, jika keluarga kita semuanya termasuk orang yang sholeh maka semua anggota keluarga akan dapat berkumpul bersama di dalam syurga. Hal ini seperti tertulis dalam Al-Qur'an Ar-Ra'd ayat 23:
“ | ("yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Ar-Ra'd ayat 23) | ” |
Kehidupan esok pada akhirnya di sana ada yang masuk sebagai penghuni neraka. Semua tergantung pada amal perbuatannya selama hidup di dunia.
Catatan kaki
- ^ Kata âkhirah (آخِرَة) disebut 115 kali di dalam al-Quran.
- ^ Surah Yûnus 10:10
- ^ Surah Al-Hadîd 57:3.
- ^ Surah An-Najm 53:25,
- ^ Surah Al-Lail 92:13
- ^ Surah Adh-Dhuhâ 93:4.
- ^ Biharul Anwar 7: 111, hadis ke 42.
- ^ Surah Al-Ghâsyiyah 88.
- ^ Surah Al-Qâri‘ah 101.
- ^ Surah Al-Kahfi 18:21.
- ^ Surah Al-Waaqi'ah 56.
- ^ Surah Al-Zalzalah 99.
- ^ Surah Al-Fatihah 4.
- ^ Surah Al-'Ankabuut 29:36.
- ^ Surah Hûd 11:26.
- ^ Surah Al-An‘âm 6:15.
- ^ Surah Al-Mu’min 40:18.
- ^ Surah Ar-Rûm 30:56.
- ^ Surah Al-Mursalat 77:14.
- ^ Surah As-Sajadah 32:29.
- ^ Surah An-Naba’ 78:39.
- ^ Surah Maryam 19:39.
- ^ Surah Shaad 38:26.
- ^ Surah At-Taghâbun 64:9.
- ^ Surah Al-Maa`idah 5:29.
- ^ Surah Qaf 50:34.
- ^ Surah Qaf 50:42.
- ^ Surah Al-Kahfi 47.
- ^ Surah Al-Burûj 85:2.
- ^ Surah Al-A'raaf 8.
- ^ Surah Al-Qashshash 28:42.
- ^ Surah Qaaf 50:20.
- ^ Surah Al-Hajj 22:55.
- ^ Surah At-Taghâbun 64:9.
- ^ Surah Al-Mu'min 40:32.
- ^ Surah Al-Mu’min 40:15.
- ^ Surah Asy-Syu‘ara’ 26:189.
- ^ Surah Hûd 11:3.
- ^ Surah Al-Wâqi‘ah 56:1 & 50.
- ^ Surah Hûd 11:84.
- ^ Hadits riwayat Tarmidzi & Ibnu Hibban.
Referensi
Akhirah (Arabic: الآخرة) is an Islamic term referring to the after life.[1] It is repeatedly referenced in chapters of the Qur'an concerning Yaum al Qiyamah, the Islamic Day of Judgment, an important part of Islamic eschatology. Akhirah means muslims beliefs about the day of judgement and the next life. Life is temporary on the planet. Traditionally, it is considered to be one of the six main beliefs of Muslims, the others including: Belief in One God, Belief in God's Angels, Belief in the Revealed Books (Torah, Gospel, Qur'an), Belief in the Prophets of God, and Belief in Predestination/Decree.
Much like many other monotheistic religions, e.g. Christianity, Muslims have the similar belief of the three-tiered cosmos. This is the belief that there are three cosmos, being heaven and hell, with Earth or humanity in between. Therefore, according to the Islamic beliefs, Allah will play the role of the qadi, weighing the deeds of each individual. He will decide whether that person's akhirah lies in Jahannam (hell) or Jannah (heaven).[2] This belief has been previously referred to as the Islamic Day of Judgment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar