Kasidan Jati

Kasidan Jati
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Yoh. 14:2-3

Sabtu, 24 September 2011

Eskatologi 2 - Eschatology - 末世论 - 末世論 - Mò shìlùn

Eskatologi 2 - Eschatology - 末世论 - 末世論 - Mò shìlùn

Eschatology (2)

Individual eschatology

I) Kematian jasmani.

A) Dalam KS, kematian jasmani dibicarakan dengan berbagai cara:
1) Itu dikatakan sebagai kematian dari tubuh, dan ini dibedakan dari kematian dari jiwa.
Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.
2) Itu dinyatakan sebagai akhir dari jiwa, atau hilangnya jiwa.
Mark 3:4 - “Kemudian kataNya kepada mereka: ‘Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?’ Tetapi mereka itu diam saja”.
Yoh 12:25 - “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal”.
Yoh 13:37-38 - “(37) Kata Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagiMu!’ (38) Jawab Yesus: ‘Nyawamu akan kauberikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’”.
Kis 15:26 - “yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus”.
Kis 20:24 - “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah”.
3) Itu digambarkan sebagai perpisahan tubuh dengan jiwa.
Pkh 12:7 - “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”.
Yak 2:26 - “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”.
Yoh 19:30 - “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”.
Kis 7:59 - “Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.’”.
Fil 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.
Luk 9:31 - “Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergianNya yang akan digenapiNya di Yerusalem”.
2Pet 1:15-16 - “(15) Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. (16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaranNya”.
Berkhof: Mengingat semua ini, bisa dikatakan bahwa, menurut Kitab Suci, kematian jasmani merupakan suatu pengakhiran dari kehidupan fisik oleh perpisahan tubuh dan jiwa. Itu tidak pernah merupakan suatu pemusnahan, sekalipun beberapa sekte menggambarkan kematian dari orang-orang jahat seperti itu. ... Kematian bukanlah suatu penghentian dari keberadaan, tetapi suatu pemutusan dari hubungan kehidupan yang alamiah. Kehidupan dan kematian tidak dikontraskan satu dengan yang lain seperti ‘ada’ dan ‘tidak ada’, tetapi bertentangan hanya sebagai perwujudan yang berbeda dari keberadaan.
Hoeksema: sekalipun kematian merupakan akhir sejauh keberadaan kita di dunia sekarang ini yang dipersoalkan, itu bukan akhir dari manusia dalam ati mutlak dari kata itu.
B) Hubungan antara dosa dan kematian.
1) Kematian merupakan hukuman atas dosa.
Kej 2:17 - “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.’”.
Kej 3:19 - “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.’”.
Ro 5:12,17 - “(12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. ... (17) Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus”.
Ro 6:23 - “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.
1Kor 15:21 - “Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia”.
Yak 1:15 - “Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut”.
2) Kematian tidak digambarkan sebagai sesuatu yang alamiah dalam kehidupan manusia.
Maz 90:7,11 - “(7) Sungguh, kami habis lenyap karena murkaMu, dan karena kehangatan amarahMu kami terkejut. ... (11) Siapakah yang mengenal kekuatan murkaMu dan takut kepada gemasMu?”.
Ro 5:16 - “Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran”.
Gal 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.
Berkhof: Dalam keadilan yang ketat, Allah bisa menjatuhkan kematian kepada manusia dalam arti yang paling penuh dari kata itu, segera setelah pelanggarannya, Kej 2:17. Tetapi oleh kasih karuniaNya yang bersifat umum, Ia mengekang / menahan pekerjaan dari dosa dan kematian, dan oleh kasih karuniaNya yang khusus dalam Kristus Yesus, Ia mengalahkan kekuatan-kekuatan yang bermusuhan ini, Ro 5:17; 1Kor 15:45; 2Tim 1:10; Ibr 2:14; Wah 1:18; 20:14. Sekarang kematian menyelesaikan / menyempurnakan pekerjaannya hanya dalam kehidupan dari mereka yang menolak pembebasan darinya yang ditawarkan dalam Kristus Yesus. Mereka yang percaya kepada Kristus dibebaskan dari kuasa kematian, dipulihkan pada persekutuan dengan Allah, dan diberkati dengan kehidupan kekal, Yoh 3:36; 6:40; Ro 5:17,21; 8:23; 1Kor 15:26,51-57; Wah 20:14; 21:3,4.
C) Arti kematian bagi orang percaya.
Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
Hoeksema: kematian orang-orang percaya bukan lagi dianggap sebagai perwujudan dari murka Allah, pelaksanaan keadilan, hukuman dari dosa. Itu diubah menjadi sesuatu yang lain bagi mereka yang ada di dalam Kristus.
Hoeksema: sekalipun, dinilai dari kelihatannya dari luar, kematian mereka (orang-orang percaya) kelihatannya sama seperti kematian orang-orang yang tidak percaya, sekalipun mereka  juga melewati pergumulan yang sama, dan menderita penderitaan yang sama pada waktu meninggalkan dunia yang sekarang ini, kematian mereka berbeda secara hakiki.
1) Ini perlu untuk pengudusan dari orang-orang percaya itu.
Berkhof: kematian dari orang-orang percaya harus dianggap sebagai puncak dari hajaran yang ditentukan Allah bagi pengudusan umatNya. ... Pemikiran tentang kematian, kehilangan melalui kematian, perasaan bahwa penyakit dan penderitaan merupakan pertanda dari kematian, dan kesadaran tentang mendekatnya kematian, - semua ini mempunyai akibat yang bermanfaat pada umat Allah. Hal-hal itu berguna untuk memberikan kerendahan hati kepada orang-orang yang sombong, mematikan kedagingan, mengurangi keduniawian, dan membantu perkembangan pemikiran yang rohani. ... Itu menyempurnakan pengudusan dari jiwa-jiwa orang percaya, sehingga mereka langsung menjadi ‘roh-roh orang benar yang disempurnakan’, Ibr 12:23; Wah 21:27. Kematian bukanlah merupakan suatu akhir bagi orang-orang percaya, tetapi permulaan dari suatu kehidupan yang sempurna. Mereka memasuki kematian dengan suatu kepastian / jaminan bahwa sengat dari kematian itu telah disingkirkan, 1Kor 15:55, dan bagi mereka itu merupakan pintu gerbang surga) - ‘Systematic Theology’, hal 670-671.
Ibr 12:22-23 - “(22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna”.
Wah 21:27 - “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”.
a) ‘hukuman’ sangat berbeda dengan ‘hajaran’.
Hoeksema: ada perbedaan yang besar antara hukuman dan hajaran. Yang pertama merupakan perwujudan dari murka yang adil dan menghukum dari Allah. Yang terakhir merupakan pekerjaan dari kasih keBapaanNya.
Ibr 12:6-11 - “(6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.’ (7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. (9) Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? (10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya. (11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya”.
b) Kematian bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada untuk menguduskan orang percaya.
Berkhof: Tidak bisa dikatakan bahwa penghancuran tubuh merupakan sesuatu yang perlu secara mutlak untuk pengudusan, karena hal itu bertentangan dengan contoh Henokh dan Elia.
2) Kristus sendiri mengalami kematian, dan karena itu pengikut Kristus juga mengalaminya.
Ro 6:5 - “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya”.
3) Tubuh kita yang sekarang ini tidak bisa masuk surga.
1Kor 15:50 - “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang (bisa) binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak (bisa) binasa”.
Hoeksema: kematian orang-orang percaya merupakan suatu jalan ke dalam hidup yang kekal.
D) Setiap orang ditentukan untuk mati hanya 1 x.
Ibr 9:27 - “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,”.
1) Ini bertentangan dengan reinkarnasi.
2) Ada perkecualian terhadap Ibr 9:27 tersebut, yaitu:
a) Elia dan Henokh, yang tidak mengalami kematian.
b) Orang-orang percaya yang masih hidup pada saat Kristus datang kedua-kalinya.
1Tes 4:16-17 - “(16) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.
c) Orang-orang yang pernah mengalami kematian tetapi lalu dibangkitkan lagi.
1. 1Raja 17:17-24 - anak janda di Sarfat yang dibangkitkan oleh Elia.
2. 2Raja 4:18-37 - anak perempuan Sunem yang dibangkitkan oleh Elisa.
3. 2Raja 13:21 - mayat yang bangkit setelah terkena tulang Elisa.
4. Mark 5:21-43 - Anak Yairus yang dibangkitkan oleh Yesus.
5. Luk 7:11-17 - anak janda di Nain yang dibangkitkan oleh Yesus.
6. Yoh 11:1-44 - Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus.
7. Mat 27:52-53 - orang-orang kudus yang bangkit pada saat kematian Yesus.
8. Kis 9:36-42 - Dorkas / Tabita yang dibangkitkan oleh Petrus.
9. Kis 20:8-12 - Eutikhus yang dibangkitkan oleh Paulus.
Yesus tetap disebut sebagai yang pertama / sulung yang bangkit dari antara orang mati.
Kis 26:23 - “yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.’”.
1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”.
Kol 1:18 - “Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu”.
Wah 1:5a - “dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini”.
3) Kita harus mempunyai sikap yang berbeda pada waktu menghadapi penyakit yang tidak bisa disembuhkan, dan pada waktu menghadapi kematian orang yang kita cintai.
4) Semua kita, lambat atau cepat pasti akan mengalami kematian.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar