Kasidan Jati

Kasidan Jati
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Yoh. 14:2-3

Sabtu, 24 September 2011

Dunia Orang Mati 12 - Alam Barzakh - Sheol - Hades - 阴间也 - 陰間也

Dunia Orang Mati 12 - Alam Barzakh - Sheol - Hades - 阴间也 - 陰間也



Sheol - apakah hanya sekedar kuburan?

Berikut ini ada penelitian kecil tentang arti sheol dalam Alkitab Perjanjian Lama. Ada  penganut  Kristen yang menyatakan bahwa sheol berarti kuburan biasa bagi manusia, dan bahwa keberadaan manusia berhenti pada waktu kematiannya. Mereka juga menolak adanya hukuman yang disadari terhadap orang-orang yang jahat setelah kematian.

Menurut keyakinan penulis, pengertian tentang sheol bukanlah sekedar kuburan biasa. Penulis percaya bahwa melalui penelitian arti kata Sheol dalam Alkitab akan didapatkan bahwa sheol merupakan tempat keberadaan yang disadari oleh jiwa setelah mati. Tanpa panjang lebar, ini ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan:

  1. Dalam bahasa Ibrani ada kata khusus untuk "kuburan", yakni kever. Ketika para pengarang Alkitab hendak berbicara tentang kuburan, mereka menggunakan kata kever. Bahwa mereka tidak melihat kever dan sheol sebagai hal yang sama dari cara penggunaaan kata-kata ini dalam Perjanjian Lama. Misalnya, dalam Yesaya 14:19 "Tetapi engkau ini telah terlempar, jauh dari kuburmu (kever)..." Di sini raja dilempar keluar dari kever supaya masuk ke dalam "dunia orang mati" (sheol) dimana "dijagakannya arwah-arwah bagimu" (ayat 9,10). Dalam ayat ini, sheol dan kever merupakan hal yang berbeda, bukan sinonim.
  2. Perbedaan ini dipertahankan dalam Septuagint (yakni Alkitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani pada masa Pasca Kristus). Sheol tak pernah diterjemahkan sebagai mneema, bahasa Yunani yang berarti kuburan. Namun selalu diterjemahkan sebagai hades, yang berarti dunia bawah.
  3. Banyak perbedaan yang terlihat antara kever dan sheol. Ketika tubuh berada dalam keadaan tak sadar di dalam kubur, mereka yang di dalam sheol dinyatakan dalam keadaan sadar.
    Yes.14:4-7 "...maka engkau akan menperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan berkata: 'Wah, sudah berakhir si penindas, sudah berakhir orang lalim. TUHAN telah mematahkan tongkat orang-orang fasik, gada orang-orang yang memerintah, yang memukul bangsa-bangsa dengan gemas, dengan pukulan yang tidak putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka dengan tiada henti-hentinya. Segenap bumi sudah aman dan tenteram; orang bergembira dengan sorak-sorai..."
    Yesaya 44:23 Bersorak-sorailah, hai langit, sebab TUHAN telah bertindak, bertempiksoraklah, hai rahim bumi! Bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung, hai hutan serta segala pohon di dalamnya! Sebab TUHAN telah menebus Yakub, dan Ia telah memperlihatkan keagungan-Nya dalam hal Israel.
    Yehezkiel 31:16;32:21
    Sementara menyentuh kuburan (kever) dinyatakan najis (Bilangan 19:16) Alkitab tak pernah berbicaara orang yang dinyatakan najis karena sheol. Kita dapat datang dan meninggalkan nisan atau kuburan (2 Raja-raja 23:16), tapi tak pernah disebut ada orang yang masuk ke dalam sheol dan keluar lagi. Banyak perbedaan lain yang dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan Ibrani ini.
  4. Wahyu Allah dalam Perjanjian Lama kepada orang-orang kudus tentang kehidupan setelah kematian tidak lengkap. Begitu juga bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sheol sangat figuratif, tidak lengkap dan tidak deskriptif. Meskipun begitu, ini jelas, bahwa para orang-orang kudus ini memahami bahwa sheol merupakan tempat yang disadari setelah kematian, dan bukan sebagai kuburan biasa. Ini dipandang sebagai tempat dimana orang dapat berkumpul kembali dengan para leluhurnya, orang-orang sesuku, atau orang lain. (Kej. 15:15; 25:28; 35:29; 37:35; 49:33; Bil. 20:24, 28; 31:2; Ul. 32:20; 35:5; 2 Sam. 12:23). Ini tak dapat dikaitkan sebagai kuburan masal dimana semua orang dikuburkan. Tak ada kuburan semacam itu dalam sejarah. Sheol merupakan tempat di mana jiwa-jiwa semua manusia pergi setelah mati. Itu sebabnya Yakub menantikan untuk berkumpul dengan Yusuf di sheol (Kej. 37:35)
  5. Alkitab menyokong bahwa sheol mempunyai bagian-bagian. Ada "bagian paling bawah" dan "bagian paling atas" (Ul. 32:22). Gambaran ini menunjukkan bahwa ada pembagian di dalam sheol. Sementara ini tidak begitu dijelaskan dalam Perjanjian Lama, namun tampaknya ada perbedaan dalam sheol. Para guru-guru penulis kemudian menjelaskan bahwa sheol mempunyai dua bagian. Orang-orang benar berada pada suatu sisi sedangkan orang-orang jahat berada di sisi lain dengan disiksa.
  6. Kondisi di dalam sheol diuraikan menurut cara berikut ini: pada waktu mati orang menjadi rephaim, yakni "roh", "bayangan" atau "roh yang tak bertubuh" menurut Ayub 26:5; Maz. 88:10, Amsal 2:18; 9:18; 21:16; Yes. 14:9, 26:14,19. Bukan dengan menjelaskan manusia melampaui ketidakberadaan, Perjanjian Lama mengatakan bahwa manusia menjadi roh tanpa tubuh. Penggunaan kata rephaim menerangkan kebenaran ini. Dalam kamus Ibrani-Inggris karangan Langenscheidts tentang Perjanjian Lama (halaman 324) menjelaskan rephaim sebagai "roh yang lepas, hades. Brown, Driver dan Briggs menjelaskan rephaim sebagai "hades, roh... nama orang mati di dalam sheol". Keil dan Delitzsch menjelaskan rephaim sebagai "mereka yang tak bertubuh setelah kematian". Konsep ini terbawa di dalam Perjanjian Baru di dalam Alkitab seperti dalam Lukas 24:37-39. Keyakinan adanya "roh" adalah bahwa orang tetap hidup setelah kematian tubuhnya. Mereka yang berada di dalam sheol digambarkan saling bercakap-cakap dan bahkan membuat pertimbangan moral tentang gaya hidup mereka yang baru datang. (Yes. 14:9-20; 44:23; Yeh. 32:21). Karena itu mereka sebenarnya sadar sewaktu berada di dalam Sheol.
  7. Penghakiman Allah kepada mereka yang berdosa tidak berhenti sewaktu manusia mati di dalam dosanya. Jadi mereka menjadi roh di dalam Sheol yang mengalami hal-hal sebagai berikut:
  • Kemarahan Allah (Ula. 32:22): Menburut Musa, orang berdosa mendapatkan api kemarahan YHWH di "bagian Sheol paling bawah". Ayat ini tak akan ada artinya jika orang berdosa tidak menyadari apa-apa dan Sheol hanya berupa kuburan.
  • Penderitaan (Maz. 116:3): Kata Ibrani matzar berarti stress yang dirasakan pada waktu orang dalam kesulitan. Hal ini tercantum dalam Maz. 118:5. Juga, kata chevel, yang merupakan kata puitis yang sejalan dengan matzar, berarti "rangkaian stress" (2 Sam. 22:6; Maz. 18:6).
  • Menderita kesakitan (Ayb 26:5): Kata Ibrani chool berarti "terpelintir kesakitan" seperti wanita yang melahirkan.
Jelaslah bahwa apabila kematian manusia tidak disadari tak akan mampu mengalami kemarahan, stress atau semacamnya.


Kehidupan Sesudah Mati


 

 
  SURGA
Surga - dari Catatan St Faustina Kowalska

 
  API PENYUCIAN
Jiwa-jiwa di Api Penyucian - dari Catatan St Faustina Kowalska

 
  NERAKA

 
  KEBANGKITAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar