Kasidan Jati

Kasidan Jati
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Yoh. 14:2-3

Sabtu, 24 September 2011

Eskatologi 5 - Eschatology - 末世论 - 末世論 - Mò shìlùn

Eskatologi 5 - Eschatology - 末世论 - 末世論 - Mò shìlùn

Eschatology (5)

2) Sleep of the soul.

a)  ‘the doctrine of the sleep of the soul’ (= doktrin tentang jiwa yang tidur) = ‘Psychopannychy’.
b)      Dasar dari ajaran ini dan jawabannya:
1.  Setelah kematian, jiwa tak punya kesadaran, karena kesadaran dari jiwa tergantung pada otak.
2.  Kitab Suci sering gambarkan ‘mati’ sebagai ‘tidur’, seperti dalam:
·        Mat 9:24 - “berkatalah Ia: ‘Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.’ Tetapi mereka menertawakan Dia”.
·        Yoh 11:11-15 - “(11) Demikianlah perkataanNya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: ‘Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.’ (12) Maka kata murid2 itu kepadaNya: ‘Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.’ (13) Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. (14) Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: ‘Lazarus sudah mati; (15) tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.’”.
·        Kis 7:60 - “Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu meninggallah ia”.
KJV: ‘And when he had said this, he fell asleep’ (= Dan pada waktu ia telah mengetakan ini, ia jatuh tertidur).
·        1Kor 15:51 - “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah”.
KJV: ‘We shall not all sleep’ (= Kita tidak semuanya akan tertidur).
·        1Tes 4:13 - “Selanjutnya kami tidak mau, saudara2, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan”.
KJV: ‘concerning them which are asleep’ (= mengenai mereka yang tertidur).

3.  Ayat2 Kitab Suci tertentu mengatakan bahwa orang2 mati itu tidak sadar. Contoh:
·        Maz 6:6 - “Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepadaMu; siapakah yang akan bersyukur kepadaMu di dalam dunia orang mati?”.
·        Maz 30:10 - “ ‘Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepadaMu dan memberitakan kesetiaanMu?”.
·        Maz 88:11-13 - “(11) Apakah Kaulakukan keajaiban bagi orang2 mati? Masakan arwah bangkit untuk bersyukur kepadaMu? Sela (12) Dapatkah kasihMu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaanMu di tempat kebinasaan? (13) Diketahui orangkah keajaiban2Mu dalam kegelapan, dan keadilanMu di negeri segala lupa?”.
·        Maz 115:17-18 - “(17) Bukan orang-orang mati akan memuji2 TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi, (18) tetapi kita, kita akan memuji TUHAN, sekarang ini dan sampai selama2nya. Haleluya!”.
·        Maz 146:4 - “Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud2nya”.
·        Pkh 9:10 - “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi”.
·        Yes 38:18-19 - “(18) Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepadaMu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang2 yang turun ke liang kubur tidak menanti2 akan kesetiaanMu. (19) Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepadaMu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaanMu kepada anak2nya”.
4.  Tidak ada orang-orang yang dibangkitkan dari antara orang mati yang menceritakan pengalaman mereka pada saat mati.

Jawab:
Ini merupakan ‘argument from silence’ (= argumentasi dari ke-diam-an).

2Kor 12:4 - “ia tiba2 diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia”.
5.  Ayat2 lain yang digunakan untuk mendukung doktrin ini, yaitu:
a.  Maz 17:15 - “Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajahMu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupaMu”.

b.  Maz 16:10 - “sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati (SHEOL), dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan”.
KJV: ‘For thou wilt not leave my soul in hell; neither wilt thou suffer thine Holy One to see corruption’ (= Karena Engkau tidak akan meninggalkan jiwaku di neraka; juga Engkau tidak akan membiarkan Orang KudusMu melihat pembusukan).

Jawaban saya:
Ayat ini dikutip dalam Kis 2:25-28 dan Kis 13:35-37 dan diterapkan kepada Kristus!
NASB: For Thou wilt not abandon my soul to Sheol; Neither wilt Thou allow Thy Holy One to undergo decay (= Karena Engkau tidak akan meninggalkan jiwaku pada / di Sheol; juga Engkau tidak akan mengijinkan Orang KudusMu untuk mengalami pembusukan).
NIV: because you will not abandon me to the grave, nor will you let your Holy One see decay (= karena Engkau tidak akan meninggalkan aku pada / di kuburan, ataupun akan membiarkan Orang KudusMu melihat pembusukan).

c)      Argumentasi yang menentang ajaran ini:

1.  Cerita tentang Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31).

2.  Paulus mengatakan bahwa kalau mati, ia akan pulang ke rumah bersama Tuhan, dan itu merupakan sesuatu yang sangat ia inginkan.

2Kor 5:8 - “tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.
NASB: ‘to be at home with the Lord’ (= ada di rumah bersama Tuhan).
NIV: ‘at home with the Lord’ (= di rumah bersama Tuhan).
Literal / hurufiah: ‘to come home to the Lord’ (= pulang ke rumah kepada Tuhan).

Fil 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.

3.  Kitab Suci mengatakan bahwa setelah kematian kita disempurnakan, dan ini secara implicit menunjukkan adanya kesadaran.

Ibr 12:23 - “dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna”.

4.  Kitab Suci mengatakan bahwa roh2 orang benar berteriak menuntut pembalasan terhadap penganiaya2 gereja.

Wah 6:9 - “Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa2 mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki”.

5.  Kitab Suci mengatakan  bahwa jiwa2 dari para martir memerintah bersama Kristus.

Wah 20:4 - “Lalu aku melihat takhta2 dan orang2 yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa2 mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama2 dengan Kristus untuk masa seribu tahun”.

3) Annihilation (= Pemusnahan).
a)  Ajaran ini mempunyai beberapa bentuk:

1.  Manusia diciptakan sebagai mahluk yang immortal, tetapi kalau ia terus hidup dalam dosa, maka Allah mencabut immortality itu, dan setelah mati ia akhirnya dimusnahkan sehingga tidak mempunyai keberadaan lagi, atau setelah mati ia tidak mempunyai kesadaran untuk selama-lamanya, dan ini sebetulnya tidak terlalu berbeda dengan non-existence (tak mempunyai keberadaan).

2.  Manusia sebetulnya tidak mempunyai immortality, tetapi bagi yang percaya kepada Kristus lalu diberikan immortality itu. Sedangkan orang yang tidak percaya akhirnya musnah atau kehilangan kesadaran secara total untuk selama-lamanya.

3.  Ada juga yang mempercayai bahwa orang-orang jahat akan mengalami hukuman dalam kehidupan yang akan datang, tetapi hanya bersifat sementara, dan sesudah itu mereka dimusnahkan.

b)      Dasar Kitab Suci mereka dan jawabannya:

1.  Kitab Suci mengatakan bahwa hanya Allah yang mempunyai immortality / ketidak-bisa-binasaan.

1Tim 6:16 - “Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. BagiNyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin”.
KJV: ‘Who only hath immortality’ (= Yang adalah satu-satunya yang mempunyai kekekalan / ketidak-bisa-binasaan).

2.  Kitab Suci tidak pernah mengatakan adanya immortality dari jiwa manusia secara umum, tetapi hanya bagi orang2 percaya saja.

Yoh 10:27-28 - “(27) Domba2Ku mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama2nya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu”.

Yoh 17:3 - “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu2nya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”.

Ro 2:7 - “yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan”.

Ro 6:22-23 - “(22) Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. (23) Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.

Gal 6:8 - “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu”.

3.  Kitab Suci mengancam orang-orang berdosa dengan kehancuran / kematian, yang ditafsirkan sebagai pemusnahan.

Mat 7:13 - “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya”.

Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.

Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Ro 6:23 - “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.

Ro 8:13 - “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan2 tubuhmu, kamu akan hidup”.

2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama2nya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.

Bandingkan dengan:

·        Wah 21:8 - “Tetapi orang2 penakut, orang2 yang tidak percaya, orang2 keji, orang2 pembunuh, orang2 sundal, tukang2 sihir, penyembah2 berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala2 oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

·        2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama2nya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.

c)      Argumentasi2 yang menentang pandangan ini.

1.  Kitab Suci mengajarkan bahwa orang2 percaya maupun orang2 yang tidak percaya akan terus ada selama2nya.
Pkh 12:7 - “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”.

Mat 25:46 - “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.

Ro 2:8,10 - “(8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. ... (10) tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani”.

2.  Kitab Suci mengajarkan adanya tingkat-tingkat hukuman.
Mat 11:20-24 - “(20) Lalu Yesus mulai mengecam kota2 yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat2Nya: (21) ‘Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat2 yang telah terjadi di tengah2 kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. (22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. (23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat2 yang telah terjadi di tengah2 kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. (24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.’”.

Luk 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.

3.  Annihilation / pemusnahan bukanlah hukuman.
a.  Tidak ada yang perlu ditakuti dari pemusnahan, dan ini akan mendorong orang-orang untuk berbuat jahat.

1Kor 15:32b - “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’”.

b.  Bagi orang-orang yang lelah / bosan hidup, pemusnahan bahkan lebih merupakan berkat dari pada hukuman.
4.  Kitab Suci secara sangat jelas mengajarkan adanya hukuman kekal bagi orang-orang yang tidak percaya.

·        Mat 25:41,46 - “(41) Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang2 terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat2nya. ... (46a) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, ...”.
·        Wah 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa  mereka itu naik ke atas sampai selama2nya, dan siang malam mereka tidak henti2nya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya”.
·        Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama2nya”.

Hukuman yang hanya bersifat sementara bertentangan dengan:
¨     ‘api yang tidak terpadamkan’ (Mat 3:12b  Mark 9:43b,48).
¨     ‘api yang kekal’ (Mat 25:41  Yudas 7).
¨     ‘siksaan yang kekal’ (Mat 25:46).
¨     ‘siang malam tidak henti-hentinya’ (Wah 14:11).
¨     ‘siang malam sampai selama-lamanya’ (Wah 20:10).
¨     ‘ulat-ulatnya tidak akan mati’ (Mark 9:44,46,48).
¨     Luk 16:26 - “Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang”.

Shedd: Andaikata Kristus bermak­sud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersi­fat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan.

Jawaban dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh:

GMA: “Perjanjian Baru menggunakan istilah ‘kekal’ dan ‘selama-lamanya’. Istilah ini merupakan terjemahan dari Yunani AIONIOS, diterapkan kepada Tuhan dan juga kepada manusia. Untuk menghindarkan salah pengertian, seseorang harus mengingat bahwa AIONIOS adalah istilah relatif; maknanya ditentukan oleh obyek yang diterangkannya. Jadi, apabila Kitab Suci menggunakan kata AIONIOS (‘selama-lamanya,’ ‘kekal’) mengenai Allah, itu berarti bahwa Ia memiliki eksistensi yang baka - karena Tuhan itu abadi. Tetapi apabila kata ini digunakan untuk manusia yang fana atau makhluk yang dapat binasa, maka yang dimaksudkannya ialah selama orang itu hidup atau benda itu masih ada. ... Apabila hal itu berkaitan dengan Tuhan, maka maknanya adalah mutlak - karena Tuhan itu kekal; apabila itu berkaitan dengan manusia yang fana, maka maknanya terbatas”.

Tanggapan saya:
a)  Apa dasarnya untuk membedakan istilah itu pada saat diterapkan kepada Allah dan kepada manusia?
b) Bagaimana kalau istilah itu diterapkan kepada api, setan dsb?
c)  Mengapa kalau orang percaya dikatakan mendapat hidup kekal kok dianggap betul-betul kekal? Mengapa dibedakan penafsiran kata kekal itu untuk ‘hukuman / siksaan kekal’ dan untuk ‘hidup kekal’?

GMA: “Yudas 7, sekadar contoh, mengatakan bahwa Sodom dan Gomora menderita ‘siksaan api kekal.’ Namun demikian kota2 itu toh tidak terbakar sampai sekarang ini. Petrus mengatakan bahwa api itu membakar kota tersebut menjadi debu, menghukum mereka dengan kebinasaan (2Ptr 2:6). ‘Api kekal’ membakar sampai tidak ada lagi yang tersisa, dan sesudah itu padam (lihat juga Yer 17:27; 2Taw 36:19). Begitu pula Kristus mengirimkan orang jahat masuk ke dalam ‘api kekal’ (Mat 25:41), api itu akan membakar orang jahat dengan ‘api yang tidak terpadamkan’ (Mat 3:12). Api itu padam bila tidak ada lagi sesuatu yang akan dibakarnya”.

Yudas 7 - “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota2 sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan2 yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang”.

2Pet 2:6 - “dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa2 kemudian”.

Yer 17:27 - “Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintahKu untuk menguduskan hari Sabat dan untuk tidak masuk mengangkut barang-barang melalui pintu2 gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka di pintu2 gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan memakan habis puri2 Yerusalem, dan yang tidak akan terpadamkan.’”.
Tanggapan saya:
a)  Bandingkan dengan terjemahan2 Kitab Suci bahasa Inggris.
KJV: ‘and it shall not be quenched’ (= dan itu tidak akan dipadamkan).
RSV: ‘and shall not be quenched’ (= dan tidak akan dipadamkan).
NIV: an unquenchable fire (= suatu api yang tidak bisa dipadamkan).
NASB: and not be quenched (= dan tidak akan dipadamkan).
Ibrani: ‘tidak akan dipadamkan’, bukannya ‘tidak bisa padam’ seperti dalam terjemahan NIV.

Mat 3:12b - “... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang tidak terpadamkan”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘unquenchable fire’ (= api yang tidak bisa dipadamkan).

b) Kitab Suci jelas mengatakan api yang tidak bisa padam, dan ulat yang tidak bisa mati (Mark 9:43-48  Mat 3:12), tetapi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menafsirkan bahwa apinya akan padam kalau sudah tak ada lagi sesuatu yang dibakar.

Mark 9:43-48 - “(43) Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (44) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (45) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (46) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (47) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, (48) di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam”.

Mat 3:12b - “... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang tidak terpadamkan”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘unquenchable fire’ (= api yang tidak bisa dipadamkan).

Yes 34:9-10 - “(9) Sungai2 Edom akan berubah menjadi ter, dan tanahnya menjadi belerang; negerinya akan menjadi ter yang menyala2. (10) Siang dan malam negeri itu tidak akan padam-padam, asapnya naik untuk selama2nya. Negeri itu akan menjadi reruntuhan turun-temurun, tidak ada orang yang melintasinya untuk seterusnya”.

GMA: “Edom telah dibinasakan, akan tetapi tidak terus menyala sampai sekarang. Kata ‘selama-lamanya’ di sini digunakan untuk menyatakan sampai kehancuran itu sempurna betul”.

·        Kel 21:6 - “maka haruslah tuannya itu membawanya menghadap Allah, lalu membawanya ke pintu atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganya dengan penusuk, dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup”.
KJV: ‘for ever’ (= selama-lamanya).

·        1Sam 1:22 - “Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: ‘Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya.’”.
KJV: ‘for ever’ (= selama-lamanya).

·        Yun 2:6 - “di dasar gunung2. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama2nya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku”.

·        Filemon 15 - “Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya”.

·        Maz 92:8 - “Apabila orang2 fasik bertunas seperti tumbuh2an, dan orang2 yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya”.

GMA: “Sekali orang jahat - Setan, malaikat2 jahat umat yang tidak bertobat - dibinasakan oleh api, baik akar maupun cabangnya, maka tidak ada guna lagi maut maupun hades (baca bab 25). Ini juga akan dibinasakan Tuhan selama2nya (Why 20:14)”.

Wah 20:14 - “Lalu maut dan kerajaan maut (Yunani: HADES) itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api”.

GMA: “Oleh karena itu, Alkitab menjelaskan dengan tandas, bahwa hukuman, bukan penghukuman, yang kekal - adalah kematian yang kedua. Setelah hukuman ini tidak akan ada lagi kebangkitan; efeknya adalah kekal”.

GMA: “Apabila Kristus berbicara mengenai ‘siksaan yang kekal’ maka yang dimaksudkan-Nya bukanlah hukuman yang kekal. ... hukuman (bagi orang jahat) akan abadi juga - yang dimaksudkan bukanlah ketahanan yang abadi dengan kesadaran yang sempurna dan bersifat final. Tamatnya orang2 yang mengalami siksa kematian yang kedua itu. Kematian ini untuk selama-lamanya, karena dari situ tidak akan ada lagi dan tidak akan dapat lagi kebangkitan yang bagaimanapun. Apabila Alkitab berbicara darihal ‘kelepasan yang kekal’ (Ibr 9:12) dan ‘hukuman kekal’ (Ibr 6:2), yang ditunjukkannya ialah akibat yang kekal dari penebusan dan penghakiman - bukanlah proses yang berkelanjutan tidak ada akhirnya dari penebusan dan penghakiman. Dengan cara yang sama, apabila yang dibicarakan mengenai hukuman yang abadi dan kekal, yang dimaksudkannya ialah hasil akhir dan bukan proses penghukuman itu. Kematian orang jahat itu merupakan kematian yang akhir dan selama-lamanya”.

Ibr 9:12 - “dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal”.

Ibr 6:2 - “yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang2 mati dan hukuman kekal”.

Tanggapan saya:

a)      Kata-kata ini jelas tidak cocok dengan:

·        Wah 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa  mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya”.
KJV: ‘they have no rest day nor night’ (= mereka tidak mendapat istirahat pagi atau malam).

·        Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.

b) Pengontrasan mereka tentang Ibr 9:12 dan Ibr 6:2 justru salah.

GMA: “Pandangan mengenai sifat Tuhan diputarbalikkan karena perbuatan jemaat ini, dan doktrin purgatori (api penyucian) dan siksaan yang kekal telah membuat orang menolak kekristenan”.

Tanggapan saya:
a)  Enak saja ngomong tanpa dasar apapun.
b) Doktrin tentang api penyucian (yang sifatnya sementara) justru sesuai dengan ajaran mereka tentang siksaan terbatas




Tidak ada komentar:

Posting Komentar